Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Pages

Classic Header

{fbt_classic_header}

Header

Breaking News:

latest

Wajah Moderasi Beragama di Kota Santri

Wajah Moderasi Beragama di Kota Santri Fuad Guntara, M. Pd.  Peserta PKDP LPM Sunan Kalijaga Yogyakarta Moderasi beragama adalah pendekatan ...

Wajah Moderasi Beragama di Kota Santri

Fuad Guntara, M. Pd. 
Peserta PKDP LPM Sunan Kalijaga Yogyakarta












Moderasi beragama adalah pendekatan yang mendorong umat untuk menjalankan keyakinan masing-masing dengan penuh kedamaian tanpa mengganggu atau mendiskriminasi keyakinan orang lain. Dalam konteks ini, moderasi beragama menjadi penting dalam menjaga kerukunan hidup di masyarakat yang majemuk seperti Indonesia. Penolakan terhadap pembangunan sekolah Kristen di Kota Santri, Salah satu julukan Kota Parepare mengindikasikan adanya tantangan dalam mewujudkan moderasi beragama di tingkat lokal.

Indonesia adalah negara yang beragam dari segi budaya, agama, maupun kepercayaan. Keberagaman ini seharusnya tidak menjadi alasan bagi masyarakat untuk menolak keberadaan lembaga pendidikan berbasis agama tertentu. Penolakan terhadap pembangunan sekolah Kristen tidak hanya merugikan satu pihak, tetapi juga merusak nilai-nilai keberagaman yang sudah diperjuangkan oleh para pendiri bangsa. Moderasi beragama perlu dijadikan pegangan dalam menerima perbedaan sebagai kekayaan bangsa.

Sekolah-sekolah berbasis agama, baik Islam, Kristen, maupun agama lainnya, berperan penting dalam membentuk kepribadian toleran sejak dini. Dengan adanya sekolah Kristen di Parepare, anak-anak dari agama lain juga dapat mengenal lebih jauh tentang nilai-nilai agama yang berbeda, sehingga memperkuat pemahaman multikultural. Penolakan ini berpotensi menghambat upaya membangun masyarakat yang inklusif dan saling menghargai. Pendidikan multikultural melalui sekolah-sekolah berbasis agama adalah investasi jangka panjang bagi toleransi.

Setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam menjalankan ibadah dan pendidikan agamanya. Melarang pembangunan sekolah Kristen di Parepare tidak hanya melanggar prinsip moderasi beragama, tetapi juga mencederai hak dasar atas kebebasan beragama yang telah diakui dalam konstitusi. Moderasi beragama adalah langkah untuk memastikan semua warga dapat menikmati hak-haknya secara setara. Ini juga mencerminkan penghormatan terhadap hak asasi manusia yang berlaku di Indonesia.

Penolakan terhadap sekolah Kristen dapat menimbulkan sentimen diskriminatif yang merusak tatanan sosial di Parepare. Ketika diskriminasi ini dibiarkan, rasa persatuan dan kesatuan di antara masyarakat pun bisa melemah. Moderasi beragama menjadi jembatan yang penting dalam mencegah dampak negatif dari diskriminasi seperti ini. Masyarakat perlu memahami bahwa perbedaan bukanlah ancaman, tetapi peluang untuk saling melengkapi.

Pemerintah memiliki peran vital dalam mengawal penerapan moderasi beragama di masyarakat. Dalam kasus penolakan ini, pemerintah Parepare perlu berperan aktif untuk menyelesaikan konflik dengan prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan. Dengan mengedepankan dialog dan musyawarah, pemerintah dapat memastikan hak setiap kelompok dihormati tanpa mencederai prinsip toleransi beragama. Pemerintah juga bisa membantu memberikan edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya moderasi beragama.

Moderasi beragama bukan sekadar konsep, tetapi juga bagian dari karakter bangsa Indonesia yang dikenal ramah dan toleran. Penolakan terhadap sekolah Kristen di Parepare mencerminkan adanya ketidakseimbangan dalam pemahaman nilai toleransi di tengah masyarakat. Pembentukan sekolah tersebut seharusnya dilihat sebagai bagian dari upaya bersama dalam menciptakan ruang pendidikan yang inklusif. Moderasi beragama, jika dipahami dengan baik, akan memperkuat semangat persatuan bangsa.

Sekolah-sekolah berbasis agama, termasuk Kristen, turut berperan dalam mendidik generasi muda yang berkarakter dan berdaya saing. Sekolah Kristen tidak hanya mendidik dalam aspek agama, tetapi juga dalam ilmu pengetahuan umum. Penolakan terhadap pembangunan sekolah Kristen di Parepare akan membatasi pilihan pendidikan bagi masyarakat dan bisa menghambat kemajuan pendidikan di kota tersebut. Kesempatan untuk mendapat pendidikan yang berkualitas seharusnya dapat diakses oleh semua warga, tanpa terhalang oleh sentimen keagamaan.

Penolakan ini menunjukkan bahwa masih ada sebagian masyarakat yang belum memahami arti penting moderasi beragama. Edukasi yang tepat dan dialog terbuka antar kelompok agama perlu terus dikembangkan untuk mengurangi kesalahpahaman dan menghilangkan prasangka buruk. Dalam hal ini, sekolah Kristen dapat menjadi sarana untuk membuka wawasan masyarakat Parepare tentang pentingnya hidup dalam keberagaman. Dialog dan komunikasi menjadi kunci utama untuk mencegah intoleransi.

Indonesia membutuhkan moderasi beragama untuk menciptakan lingkungan yang damai di tengah perbedaan. Penolakan terhadap pembangunan sekolah Kristen di Parepare merupakan cermin betapa pentingnya meningkatkan pemahaman akan moderasi beragama. Dengan moderasi, setiap kelompok akan merasa dihargai, dan masyarakat dapat hidup berdampingan tanpa konflik. Moderasi beragama adalah jalan menuju kedamaian, serta sebuah fondasi penting bagi masa depan bangsa yang lebih harmonis dan adil.





Tidak ada komentar